Anak Aset Masa Depan

7 May 2022

Indonesia belakangan ini dihebohkan oleh berita yang muncul di media sosial tentang seorang anak SMP menyatakan cinta kepada anak SD. Foto-foto yang beredar menunjukkan bahwa kedua anak yang masih di bawah umur tersebut berperilaku layaknya orang dewasa. Tersebarnya foto-foto tersebut kemudian menimbulkan banyak tanggapan dari masyarakat maupun Komnas perlindungan anak. Kasus seperti itu memang perlu tanggapan yang serius tidak hanya dari Komnas anak, tetapi juga dari masyarakat luas terutama orang tua. Anak merupakan anugerah bagi setiap orang tua. Kehadirannya merupakan rejeki yang tidak terhingga, setiap pasangan yang mendapatkan keturunan merasa sangat bahagia terlebih apabila si anak kemudian tumbuh menjadi anak yang membanggakan bagi mereka. Jadi dapat dikatakan bahwa anak adalah aset bagi orang tua di masa depan. Namun, bukan hal yang benar bagi saya ketika seorang anak besar dengan tuntutan orang tua yang berlebih atau tidak sesuai dengan pribadi dan keinginan si anak. Bisa jadi tuntutan orang tua kepada si anak dapat berakibat buruk pada pola pikir mereka. Ada baiknya membiarkan si anak melakukan apa yang dia mau tetapi masih dalam koridor yang benar dan dengan pengawasan dari orang tua.

Anak adalah makhluk peniru, apapun yang dia lihat dari perilaku orang tua dalam waktu singkat akan dilakukan juga. Tidak adil rasanya jika menyalahkan begitu saja seorang anak ketika melakukan kesalahan, bisa jadi kesalahan mereka berasal dari tindakan kita sebagai orang tua yang pernah si anak lihat. Seperti misalnya ketika ada telephone masuk dan orang tau berpesan kepada anak untuk menyampaikan kepada si penelpon bahwa mereka tidak ada. Tindakan tersebut mungkin dianggap hal yang sepele, namun berakibat fatal bagi anak. Untuk menghindari perilaku-perilaku yang menyimpang dari anak ada baiknya kita juga melakukan hal-hal yang positif agar si anak meniru perilaku kita.

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan sebagai orang tua agar si anak tumbuh menjadi pribadi yang baik.

1. Bercanda bersama anak

Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam Economic and Social Research Councils, Festival of Social Science 2011 mengatakan bahwa, bercanda dengan anak dapat membantu mengatur mereka dalam hal keberhasilan dalam melakukan hubungan sosial. Ketika orang tua bercanda dan berpura-pura seperti tidak mengetahui suatu hal misalnya bahasa inggrisnya buku apa seperti itu akan memacu anak-anak untuk berpikir kreatif, menambah hubungan teman, dan mengatur tingkat stres mereka.

2. Berpikir positif

Orang tua yang mengekpresikan emosi negatif terhadap anak mereka atau menanganinya dengan kasar, maka itulah cerminan masa kanak-kanaknya dulu. Ini berita buruk karena perilaku yang demikian ketika di rasakan oleh anak usia dini akan berdampak pada perilaku si anak juga bahkan hingga si anak dewasa dan berumah tangga. Perilaku tersebut mungkin dapat dilakukan secara turun-temurun jika tidak ada tindakan pencegahan atau kesadaran pribadi seseorang sebagai orang tua.

3. Memberikan kasih sayang

Penelitian menunjukkan bahwa kasih sayang adalah keterampilan hidup yang penting untuk membantu seseorang tetap ulet menghadapi tantangan. Orang tua dapat menggunakannya ketika menghadapi kesulitan dalam membesarkan anak. Dengan demikian, mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka.

4. Biarkan mereka pergi

Ketika anak Anda beranjak dewasa, biarkanlah mereka pergi. Saat-saat menjadi mahasiswa di luar kota, orang tua cenderung cemas melepas dan kurang terbuka terhadap pengalaman baru yang akan diperoleh si anak. Bersikaplah santai, biarkan mereka pergi. Mungkin sudah saatnya orang tua mulai mundur meski tetap tak melepas pengawasannya. Mengawasi mereka mungkin dapat dilakukan dengan cara menelepon pada jam-jam tertentu seperti jam makan siang, selain bentuk perhatian dengan mengingatkan makan waktu tersebut dapat juga dilakukan untuk mengecek apakah si anak jujur atau tidak, sedang dimana dan dengan siapa. Jangan menanyakan langsung, mungkin dengan basa-basi lain karena seorang anak cenderung akan bercerita tanpa harus disuruh ketika mulai nyaman dan percaya kepada orang tua mereka. Jangan banyak melarang dan memberi peringatan. Jangan over protektif terhadap anak, orang tua memang tahu apa yang dibutuhkan anak. Mereka sudah pernah menjadi anak-anak sehingga tahu mana yang terbaik dan yang tidak baik untuk anak. Sehingga mereka jadi over protektif. Sikap ini justru membuat si anak akan membangkang. Jadilah orang tua yang bijak.

5. Jangan bertengkar di depan anak ketika berselisih paham

Pertengkaran atau selisih paham merupakan hal yang biasa terjadi dalam sebuah rumah tangga, tetapi jangan sampai si anak mendengar atau bahkan melihat. Jangan biarkan hubungan Anda dan pasangan menjadi buruk karena berselisih pendapat. Menurut penelitian dalam jurnal Child Development edisi Mei 2011, pernikahan yang bermasalah (dalam hal ini sering terjadi selisih pendapat dan menimbulkan pertengkaran) saat usia bayi 9 bulan akan memberi kontribusi anak sulit tidur pada usia 18 bulan. Mereka akan merekam bahwa rumah tersebut adalah rumah stres. Dan stres inilah yang menyebabkan masalah susah tidur itu.

6. Pelihara kesehatan mental Anda

Jika Anda mencurigai bahwa diri Anda tertekan, maka segeralah meminta bantuan psikolog untuk kepentingan Anda sendiri dan anak. Ibu yang tertekan dengan gaya pengasuhan negatif dapat menyebabkan stres bagi anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada 2011 menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh ibu-ibu depresi, akan lebih mudah tertekan pada tahun prasekolahnya.

7. Jadilah ibu yang hangat kepada anak-anaknya

Hubungan pribadi yang hangat antara ibu dan anak tampaknya penting dalam mencegah masalah perilaku pada anak-anak.

8. Bersikap bijak saat anak melontarkan argumentasi

Segudang argumentasi yang dilontarkan anak-anak remaja Anda mungkin terdengar menjengkelkan. Namun argumentasi mereka ternyata terkait dengan penolakan kuat dari tekanan teman sebaya di luar rumah. Dengan kata lain, otonomi di rumah akan mendorong otonomi antara teman-temannya. Bersikaplah bijak. Remaja perlu berdiri sendiri, tetapi mereka juga membutuhkan dukungan dari orang tua mereka.

9. Jangan terlalu berambisi untuk sempurna

Tidak ada yang sempurna. Jadi, jangan menyiksa diri dengan target yang terlalu tinggi untuk mencapai orang tua sukses. Berusaha untuk mengabaikan tekanan itu, mungkin Anda akan menemukan diri orang tua lebih santai. Sebagai orang tua Anda boleh saja memiliki harapan positif pada anak. Tapi tak sedikit orang tua yang memiliki harapan terlalu tinggi sampai-sampai tidak rasional dan sulit diwujudkan oleh anak. Hal ini akan menjadi beban tersendiri pada anak.

10. Kenali anak Anda dengan cermat

Semua orang berpikir mereka tahu cara terbaik untuk membesarkan anak. Tetapi ternyata cara pengasuhan itu tak bisa sama antara satu anak dengan yang lainnya. Beberapa anak yang kesulitan mengatur emosi mereka, mungkin perlu bantuan ekstra dari ayah atau ibu. Maka kata kuncinya adalah mengasuh anak berdasarkan petunjuk karakter dari anak tersebut.

11. Jangan memenuhi semua permintaan anak

Sebagai orang tua Anda tentu perlu menuruti permintaan anak. Tapi jika terlalu sering bahkan sampai pada hal-hal yang bisa mendorong anak untuk bersikap tidak baik itu adalah kesalahan. Anak bisa menjadi sangat manja dan tidak mandiri di kemudian hari.

12. Jangan marah disembarang tempat

Terkadang orang tua wajib memarahi anaknya yang berbuat salah. Tapi hal itu harus dilakukan dalam waktu da situasi yang tepat. Sering kali orang tua memarahi anaknya di depan umum atau di depan teman-temannya. Ini akan membuat anak Anda merasa malu dan rendah diri. Mereka ketika dewasa akan cenderung tidak mau mengeluarkan potensi mereka, kurang percaya diri sehingga jauh lebih pendiam.

13. Jangan membandingkan mereka dengan anak-anak lain

Anak mana yang ingin dibandingkan dengan orang lain. Ingat, potensi tiap anak tentu berbeda. Jika ada anak teman Anda yang pandai menari, bukan berarti anak Anda juga jago menari. Bisa saja anak Anda memiliki bakat di bidang lain. Dukung kemauan mereka.

14. Dengarkan mereka Ini yang juga sering dilakukan orang tua pada anaknya

Terkadang anak sering bercerita hal yang mungkin terdengar konyol dan tidak rasional. Namun bukan berarti Anda tidak mendengarkannya. Anda harus mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh anak. Salam dari Cantri 🙂

Sumber artikel : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/12/174479696/Sepuluh-Tips-Menjadi-Orang-Tua-yang-Menyenangkan http://www.merdeka.com/gaya/10-kesalahan-orang-tua-dalam-mengasuh-anak.html

Informasi ini dipublikasikan 7 May 2022 Oleh

Bagikan Informasi Ini

Informasi Terkait

Beri Komentar

Email anda tidak akan dipublikasikan, tanda * wajib diisi

More Than Sharing and Inspiring

Social Media

Contact Us

Jl. Mandala I, Dayakan, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581

Copyright © 2020 KAGEM JOGJA. All rights reserved

Cari Informasi

Pengumuman

Artikel