Minat Literasi Indonesia

8 May 2022

Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata “literasi”? Sebagian besar orang mungkin langsung berpikir tentang menulis dan membaca. Faktanya, cakupan makna literasi lebih luas daripada itu. Istilah literasi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Latin yaitu literatus, yang berarti orang yang belajar. Menurut Education Development Center (EDC), literasi memiliki arti yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta kemampuan yang dimilkinya, dan tidak sebatas hanya kemampuan baca tulis saja.

UNESCO menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis terlepas dari konteks dimana, dari siapa, dan bagaimana keterampilan yang dimaksud diperoleh. Terdapat beragam jenis literasi, di antaranya yaitu literasi baca-tulis, literasi finansial, literasi sains, dan literasi digital. Selain itu, ada banyak manfaat dari literasi. Seseorang yang memiliki minat literasi yang tinggi akan mendapat banyak perbendaharaan kata, menyimpan banyak wawasan serta informasi baru, dan bertambah kinerja otaknya karena sering digunakan untuk berpikir.

Kira-kira bagaimana dengan minat literasi di Indonesia? Apakah masyarakat kita sudah cukup sadar dengan literasi? Sayangnya, Indonesia memiliki tingkat literasi yang memprihatinkan. Hal itu terbukti dari hasil survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019. Dari hasil survei tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara terkait tingkat literasi.

Terlepas dari rendahnya minat literasi di negara kita, ternyata angka buta aksara di Indonesia kian menurun setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada jumlah penduduk buta aksara. Beliau memaparkan, persentase buta aksara tahun 2019 sebanyak 1,78 persen atau 3.081.136 orang, dan pada tahun 2020 turun menjadi 1,71 persen, atau menjadi 2.961.060 orang. Pemberantasan buta aksara bisa memiliki dampak pada literasi yang dapat mendorong individu untuk berpikir kritis. Literasi memiliki peran yang sangat esensial dalam dunia pendidikan. Setiap guru di sekolah diharapkan dapat meningkatkan literasi siswa dengan cara mendorong siswanya untuk memahami secara penuh apa yang mereka baca. Contohnya, ketika siswa diperintahkan untuk membaca buku pelajaran, mereka harus menjelaskan dan menyimpulkan isi buku tersebut sesuai dengan pemahaman mereka dan menuliskannya dengan bahasa mereka sendiri. Dengan inovasi yang dilakukan, diharapkan minat literasi di Indonesia dapat meningkat dari sebelumnya. (ar)

Dikutip dari:

– “Tingkat Literasi di Indonesia Rendah, Ranking 62 dari 70 Negara”. tribunnews.com. 22 Maret 2021. 20 Oktober 2021. https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/22/tingkat-literasi-indonesia-di-dunia-rendah-ranking-62-dari-70-negara

– “Ini Capaian Indonesia Menurunkan Angka Buta Aksara”. kemendikbud.go.id. 8 September 2021. 20 Oktober 2021. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/09/ini-capaian-indonesia-menurunkan-angka-buta-aksara

Informasi ini dipublikasikan 8 May 2022 Oleh

Bagikan Informasi Ini

Informasi Terkait

Beri Komentar

Email anda tidak akan dipublikasikan, tanda * wajib diisi

More Than Sharing and Inspiring

Social Media

Contact Us

Jl. Mandala I, Dayakan, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581

Copyright © 2020 KAGEM JOGJA. All rights reserved

Cari Informasi

Pengumuman

Artikel